Mahasiswa mengatur dosen

Judul ini mungkin menggelitik, tapi topik ini diilhami oleh kejadian nyata yang tidak hanya di ITERA saja, yang ternyata terjadi di banyak tempat, bahkan di kampus yang lebih besar dan mapan.

Kemajuan teknologi membuat semua hal menjadi mudah, termasuk mengatur jadwal untuk bertemu dosen. Jika ingin menemui dosen, mahasiswa dapat menghubungi terlebih dahulu melalui SMS, WA, atau email. Karna kalau langsung menemui dosen di kampus belum tentu ketemu, kan?

Masalahnya, beberapa kolega dosen mengeluhkan mahasiswa yang seolah mengatur jadwal dosen, terutama dalam hal bimbingan. Nah lantas, bagaimana isi percakapan yang katanya dikeluhkan oleh para dosen? berikut gambarannya.

Mahasiswa: Selamat siang Ibu/Bapak?
Dosen: Selamat siang.
Mahasiswa: Saya adalah mahasiswa bimbingan Ibu/Bapak yang ingin berkonsultasi. Saya bisa bimbingan hari Rabu, jam 10.00-10.30. Apakah Bapak/Ibu bisa pada jam tersebut?
Dosen: ……………???? (bingung)

Coba kita lihat, apakah ada yang aneh dari percakapan tersebut? Sebagian mungkin akan menyalahkan mahasiswa, sebagian lagi bisa saja mendukung. Sebagian mungkin biasa-biasa saja, tidak ada yang salah dengan percakapan tersebut.

Terlepas dari benar atau salah, dalam norma adat ketimuran, setiap mahasiswa perlu belajar mengenai adab bagaimana interaksi anak muda kepada orang tua. Jadi ingat pesan Prof. Mohammad Suyanto sewaktu wisuda tahun 2010. Beliau berpesan: “Menjadi manusia tidak cukup hanya pintar saja, tapi juga harus pintar-pintar“. Dalam kasus ini, mahasiswa perlu pintar-pintar dalam menempatkan diri. Mahasiswa tersebut mungkin lupa, bahwa dosen merupakan sosok orang tua, yang memiliki gaya komunikasi yang berbeda jika dibandingkan dengan komunikasi dengan rekan sebaya.

Pada sisi lain kasus ini mungkin menjadi salah satu bahan evaluasi bagi para dosen, khususnya saya pribadi, apakah sudah menyediakan slot waktu yang cukup dan jadwal yang jelas untuk membimbing mahasiswanya. Bagaimanapun, mendapatkan bimbingan dari dosen merupakan hak mahasiswa juga. Jika dosen ingin dihormati, maka kita juga perlu menghormati mahasiswa. Dosen tidak boleh menganggap “karna mahasiswa yang memerlukan dosen, maka mahasiswa harus selalu mengikuti apa mau dosen”.

Sebagian mahasiswa mungkin gemes, karna sang dosen sangat sibuk, sehingga membalas pesan SMS/email/WA saja tidak sempat, apalagi untuk bimbingan. Namun demikian, adab sebagai mahasiswa juga perlu berprasangka positif bahwa sang dosen memang sedang benar-benar repot. Rekan mahasiswa juga perlu tahu, bahwa dengan tingginya pendidikan dosen, kapasitas keilmuan yang dimiliki dosen, dan kapasitas softskill lainnya, sumbangsih para dosen sangat ditunggu-tunggu oleh khalayak ramai, bukan hanya mahasiswa seorang. Oleh karena kemampuan yang dimiliki, banyak dosen yang diamanahi menjadi pejabat publik. Misalnya: Kepala BMKG, Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Dirjen Kementerian, bahkan sampai pada tingkatan menteri. Belum lagi tugas lain selain mengajar dan membimbing, seperti melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang sudah barang tentu mengambil jatah waktu sang dosen.

Lalu bagaimana jalan keluarnya? Saya pribadi yang saat ini juga tengah menjadi mahasiswa, berusaha sebisa mungkin menghubungi dosen jauh-jauh hari, dan menanyakan jadwal pada rentang waktu tertentu untuk bimbingan. Sehingga tidak terkesan memaksakan kehendak.

Mengenai bagaimana contoh bahasa, ada beberapa cara yang sering Saya gunakan, diantaranya:

  1. Selamat pagi Bapak, Saya X mahasiswa bimbingan Bapak. Mohon izin untuk melakukan bimbingan. Apakah dalam minggu ini Bapak ada slot waktu untuk bimbingan?
  2. Selamat pagi Ibu? Saya X mahasiswa bimbingan Ibu. Mohon izin untuk melakukan bimbingan. Apakah besok Ibu ada slot waktu untuk bimbingan?

Lalu, bagaimana dengan dosen? Masa cuma mahasiswa saja yang diminta untuk selalu mematuhi SOP interaksi dosen-mahasiswa, sedangkan dosen tidak perlu? Dosen yang baik seyogyanya juga memberikan contoh yang baik bagaimana interaksi antara dosen kepada mahasiswa. Salah satu bentuknya adalah memberikan kepastian dalam bimbingan. Berikut ini beberapa tips terkait dosen dalam memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bimbingan.

  1. Memberikan waktu khusus pada hari tertentu untuk bimbingan setiap minggunya. Jika dosen memiliki grup WA, mahasiswa dapat mendaftar bimbingan pada jam dan hari tertentu.
  2. Apabila dosen memiliki kegiatan yang padat, sehingga tidak dapat memberikan waktu atau hari yang teratur untuk bimbingan setiap minggunya, dosen dapat menggunakan alat bantu semisal Google Calendar untuk mencatat kegiatannya dalam beberapa waktu kedepan. Sehingga, mahasiswa dapat dengan mudah menemui dosen apabila melihat ada slot waktu yang kosong pada Google Calendar.
  3. Meminta mahasiswa untuk menghubungi sebelum bertemu.

Dari ketiga opsi tersebut, tentu saja opsi 1 dan 2 adalah opsi terbaik karna dapat memberikan kepastian kepada mahasiswa. Solusi lain bisa dikembangkan menyesuaikan situasi dan kondisi di lapangan. Yang paling utama adalah kepentingan dari kedua belah pihak dapat terfasilitasi. Termasuk tugas dosen dalam membimbing mahasiswa.